Wednesday, August 16, 2006

Jakarta akan di landa gempa!

Jakarta - Jakarta memang termasuk wilayah rawan gempa. Namun soal isu gempa dahsyat yang akan menghantam Jakarta, tentu saja ahli geologi punya pandangan berbeda dengan kacamata paranormal.

Ahli geologi mengaku sulit meramalkan kapan waktu terjadinya gempa di suatu daerah, termasuk untuk menentukan kapan Jakarta akan dilanda gempa berkekuatan besar.

Asal tahu saja, setelah gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah, kemudian gempa di laut selatan Pulau Jawa, sejumlah paranormal meramalkan akan ada gempa yang lebih hebat dengan diikuti tsunami yang melanda Jakarta.

Bahkan paranormal meramalkan gempa dan tsunami itu akan menerjang Jakarta pada bulan Agustus 2006. Jakarta akan diterjang gelombang tsunami mulai dari Tanjung Priok, Ancol, Kota, Mangga Dua yang akhirnya akan meluas ke hampir seluruh wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Dikhawatirkan efek dari gempa tersebut akan mengaktifkan kembali lempengan dan patahan di sepanjang pulau Jawa yang telah mati selama ratusan tahun lalu. Benarkah?

"Bila dilihat dari ilmu geologi, itu tidak bisa diramalkan, beda dengan kacamata paranormal. Kita hanya sebatas mengetahui suatu daerah rawan gempa. Jakarta memang merupakan wilayah rawan dan sering dilanda gempa," jelas Ketua Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik UGM, Dwikorita Karnawati kepada detikcom, Kamis (20/7/2006).

Tentang isu tsunami yang akan menyebar ke Jakarta dan wilayah lainya di Jawa terutama bagian selatan. Dwikorita menegaskan, hal itu tergantung dari magnitude gempa yang terjadi.

Bila magnitude di bawah 6,5 skala richter, kecil kemungkinan terjadinya tsunami. Sedangkan, bila di atas 6,5 skala richter hal itu bisa saja memicu terjadinya tsunami yang bisa merambat ke selatan sumatera, kawasan pantai selatan Jawa.

"Mungkin bisa merembet, tapi itu tergantung magnitudenya," tegasnya.

Dalam kesempata itu Dwikorita meminta, masyarakat tidak perlu menunggu-nunggu ramalan akan gempa. Lebih baik melakukan hal-hal antisipatif, khususnya sosialisasi untuk menyelamatkan diri dari gempa dan tsunami.

Khususnya bagi masyarakat perkotaan seperti Jakarta yang dikelilingi gedung bertingkat. "Warga harus dilatih untuk menyelamatkan diri, apalagi yang berada di gedung tinggi. Itu harus disiapkan, karena gempa bisa terjadi kapan pun dan di mana pun, tambah Dwikorita.

Selain itu, pemerintah juga harus memikirkan aspek atau peraturan tata ruang kota yang lebih baik. Termasuk dalam membangun rumah atau gedung yang bahannya harus disesuaikan dengan daerah rawan gempa.

Dwikorita mencontohkan, jumlah korban jiwa akan lebih besar apabila bangunan-bangunan besar yang menggunakan baton runtuh. Berbeda dengan bangunan yang terbuat dari bahan-bahan yang lebih ringan.(zal)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home